Ahad 22 Jan 2023 17:23 WIB

Belajar Gizi Lewat Permainan Tradisional E-GizBang

Engklek dipilih sebagai media edukasi agar mudah dipahami anak.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Siswa SD memainkan E-GizBang sebagai sarana edukasi pengentasan permasalahan gizi, yang dihadirkan tim pengabdian masyarakat Prodi Gizi UAD.
Foto: Dokumen
Siswa SD memainkan E-GizBang sebagai sarana edukasi pengentasan permasalahan gizi, yang dihadirkan tim pengabdian masyarakat Prodi Gizi UAD.

REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Gizi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menghadirkan program dalam rangka mengentaskan masalah status gizi di DIY melalui permainan tradisional, engklek. Program tersebut disebut Engklek Gizi Seimbang (E-GizBang).

Salah satu anggota tim pengabdian masyarakat Prodi Gizi UAD, Tyas Aisyah Putri mengatakan, permainan engklek dijadikan sebagai sarana edukasi pengentasan permasalahan gizi. Hal ini juga disesuaikan dengan sasaran utama program yang dijalankan yakni anak sekolah dasar (SD).

"Engklek dipilih sebagai media edukasi agar mudah dipahami anak," kata Tyas, Ahad (22/1/2023). Ia menyebut, anak SD dipilih sebagai sasaran karena merupakan ujung tombak dari pengentasan permasalahan gizi.

Di 2023 ini, pihaknya bekerja sama dengan SD Muhammadiyah Banaran 1 dan SD Muhammadiyah Banaran 2 di Kabupaten Kulonprogo, DIY. "Jika anak sejak dini dikenalkan pengetahuan tentang gizi dan menerapkannya, maka bisa menekan triple burden yang dihadapi oleh Indonesia," tambah Tyas.

Dijelaskan, triple burden merupakan tiga beban malnutrisi yang menjadi isu kontemporer di bidang gizi Indonesia saat ini. Ketiga masalah tersebut terdiri atas obesitas, stunting, dan defisiensi zat gizi mikro.

"Banyak faktor pemicu yang mendorong terjadinya penyakit tersebut, antara lain kurangnya aktivitas fisik dan tingginya asupan makan pada anak," ujar Tyas.

Dipilihnya permainan tradisional juga mengingat permainan elektronik di zaman digital saat ini lebih dekat dan digandrungi oleh anak-anak. Hal ini menyebabkan eksistensi permainan tradisional bergeser, dan dapat mempengaruhi kemampuan anak dalam bersosialisasi, serta beraktivitas fisik.

"Engklek juga bisa menjadi sarana aktivitas fisik dan pembentukan karakter bagi anak. Jadi ada banyak manfaat yang diperoleh dari permainan tradisional tersebut," kata ketua tim pengabdian masyarakat Prodi Gizi UAD, Rosyida Awalia Safitri.

Rosyida menjelaskan, bermain E-GizBang sama dengan bermain engklek pada umumnya. Hanya saja di setiap kotak yang mendapat gaco, peserta akan diberi pertanyaan seputar gizi seimbang oleh salah satu teman yang bertugas dan harus menjawabnya.

"Metode E-GizBang ini dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan edukasi gizi yang diberikan sebelumnya kepada sasaran mitra," ujar Rosyida.

Selain edukasi gizi melalui permainan E-GizBang, tim pengabdian masyarakat Gizi UAD juga memberikan edukasi tentang praktik cuci tangan menggunakan sabun, dan senam bersama. Program pengentasan masalah gizi ini oleh UAD juga sudah dilakukan sejak 2022 lalu.

"Rangkaian program yang telah diberikan diharapkan mampu menekan angka permasalahan gizi yang muncul di Indonesia," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement