Senin 23 Jan 2023 15:27 WIB

Optimalkan Pengelolaan Sampah, TPST Nitikan Tambah Mesin Pemilah Sampah

Warga diminta tetap melakukan pemilahan sampah langsung dari rumah tangga.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja memilah sampah plastik di depo sampah Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta akan memusatkan pemilahan spah plastik dari 29 pasar rakyat ke depo sampah Giwangan. Langkah ini diambil untuk mendukung program nol sampah anorganik.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memilah sampah plastik di depo sampah Yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta akan memusatkan pemilahan spah plastik dari 29 pasar rakyat ke depo sampah Giwangan. Langkah ini diambil untuk mendukung program nol sampah anorganik.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penambahan sarana di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Nitikan, Kota Yogyakarta, dilakukan untuk mendukung pengelolaan sampah. Hal ini juga dalam rangka mendukung gerakan zero sampah anorganik yang sudah diterapkan sejak Januari 2023 ini.  

Koordinator TPST Nitikan, Klimin mengatakan, ada penambahan sarana berupa mesin gibrik. Hingga saat ini sudah ada empat mesin gibrik yang didanai oleh APBD Kota Yogyakarta.

"Ada empat (mesin), yang besar dua, yang kecil dua. Mesin gibrik fungsinya untuk memilah sampah rumah tangga organik dan anorganik," kata Klimin.

Dijelaskan, mesin gibrik ini berfungsi untuk memilah sampah organik seperti sisa makanan, dan sampah anorganik seperti plastik dan kertas. Selain itu, mesin ini juga berfungsi menghancurkan sampah organik menjadi lebih halus atau menjadi bubur sampah.

Lebih lanjut, Klimin menuturkan cara kerja mesin gibrik dihubungkan dengan mesin conveyor belt yang membawa sampah. Sebelum masuk mesin gibrik, katanya, petugas TPST Nitikan akan melakukan memilah sampah anorganik yang bergerak di atas mesin conveyor.

Hal ini mengingat tidak semua sampah anorganik bisa masuk ke dalam mesin. "Tidak semua (sampah) bisa masuk seperti kain ,besi, kaca karena bisa merusak mesin. Jadi sampah yang masuk selain besi, kayu, kain, dan kaca," ujar Klimin.

Dari mesin pemilahan tersebut, akan menghasilkan bubur sampah organik dan sampah anorganik. Di TPST Nitikan ini, hasil dari pengelolaan sampah organik tersebut dimanfaatkan untuk pakan maggot dan kompos, meski sampah organik sendiri dibolehkan untuk dibawa ke TPA Piyungan, Bantul.

"Yang organik jadi lembek, rencananya dikelola di sini untuk pakan maggot, ini baru uji coba. Seandainya tidak bisa untuk pakan maggot, akan dibuat kompos dicampur dengan ranting daun yang sudah dicacah," tambahnya.

Sementara itu, sampah anorganik yang sudah dipilah di mesin gibrik berupa plastik dan kertas akan dimasukkan ke mesin press. Kemudian, sampah tersebut selanjutnya dibawa ke pengepul

Klimin menyebut adanya mesin gibrik di TPST Nitikan ini sangat membantu dalam pemilahan sampah di Kota Yogyakarta. Meski begitu, ia tetap meminta masyarakat melakukan pemilahan sampah langsung dari rumah tangga.

"Memang sangat membantu, tapi kalau lebih bagus lagi kalau warga menyadari keadaan Kota (Yogya) tidak mempunyai lahan untuk pembuangan sampah. Jadi juga bertanggung jawab dengan sampah dengan memilah," jelasnya.

Koordinator Lapangan Penanganan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Tono Wicahyanto mengatakan, pemanfaatan mesin gibrik dalam pengelolaan sampah di TPST Nitikan cukup efektif dalam mengurangi sampah.

Menurutnya, sejak mesin tersebut dioperasionalkan, sudah mampu mengurangi volume sampah di TPST Nitikan sekitar 2,5 ton hingga tiga ton per hari.

"Biasanya sehari tiga truk sampah. Setelah dikelola dan dipilah dengan dibantu mesin gibrik, sampah yang tersisa bisa menjadi dua truk sampah. Jadi cukup efektif," kata Tono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement