Senin 23 Jan 2023 17:33 WIB

Pameran Seni Rayz UMM Hotel Sajikan Karya Seniman Kelas Dunia

Kegiatan dilaksanakan dalam rangka merayakan HUT ke-3 hotel tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Rayz UMM Hotel mengadakan kegiatan pemeran karya seni dari sejumlah seniman Malang Raya. Kegiatan yang dilangsungkan selama sebulan ini dalam rangka merayakan ulang tahun ketiga Rayz UMM Hotel di Malang, Senin (23/1/2023).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani 
Rayz UMM Hotel mengadakan kegiatan pemeran karya seni dari sejumlah seniman Malang Raya. Kegiatan yang dilangsungkan selama sebulan ini dalam rangka merayakan ulang tahun ketiga Rayz UMM Hotel di Malang, Senin (23/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak cara untuk merayakan ulang tahun yang dilakukan Rayz UMM Hotel Malang. Hotel bintang empat ini baru saja merayakan ulang tahunnya yang ketiga dengan mengadakan sejumlah acara seperti art exhibition, penampilan tarian tradisional dan band, serta photobooth 360.

Manager Rayz UMM Hotel, Yanuar Arifien mengatakan, pameran seni atau art exhibition termasuk salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka merayakan ulang tahun ketiga hotel. Jenis kegiatan ini dilakukan karena pihaknya memiliki komitmen untuk menjunjung tinggi masyarakat yang memiliki talenta.

"Kebetulan kami punya wadah untuk pameran lukisan sehingga kami panggil dan kerja sama dengan 13 seniman legend dari Malang Raya," kata Yanuar saat ditemui Republika di lobi Rayz UMM Hotel Malang, Senin (23/1/2023).

Di samping itu, imbuh dia, Rayz UMM Hotel juga memiliki ruangan art shop. Sebab itu, pihaknya mengundang salah satu sekolah dari Malang untuk menyajikan produk-produknya untuk dijualbelikan.

 

Dengan mengadakan kegiatan-kegiatan tersebut, Yanuar berharap Rayz UMM Hotel dapat dikenal di luar Malang Raya.  "Kita jadi semakin dikenal, jadi itu inti beberapa kolaborasi yang kami lakukan. Selain itu, juga untuk mendukung mereka yang punya talenta. Jadi saling bersinergi," jelasnya.

Berdasarkan pengamatan,  karya-karya seni yang dihadirkan di Rayz UMM Hotel memiliki beragam bentuk. Ada yang berupa lukisan yang pada umumnya dikenal masyarakat. Lalu ada juga lukisan yang menggunakan kain percak dan robekan baju sablon, serta diorama, patung, dan lain-lain.

Kurator Akhamdi Budi Santoso mengatakan, ada 13 seniman yang menyajikan karyanya di pameran kali ini. Mereka antara lain Bambang BP, Bhekti Hermawanto, Dadang Rukmana, Fadjar Djunaedi, Friski Jayantoro dan Gatot Kumaidi. Kemudian juga ada Gatot Pujiarto, Isa Ansory, Novantri S, Osyadha Ramadhanna, Suwandi Waeng, Wibi Wardhani, dan Victor Syahrul Akbar.

Menurut pria yang disapa Leck Budi tersebut, para seniman dari Malang Raya ini telah banyak melalangbuana mengikuti pemeran tingkat nasional dan internasional. Bahkan, ada seniman yang pernah mengadakan pameran tunggal di Cina dan Singapura. "Dan ada juga yang ikut pemeran bersama keliling dunia," jelasnya.

Tidak ada ketentuan khusus untuk para senima menyajikan karya-karyanya pada kesempatan tersebut. Mereka dapat menampilkan beragam karya sesuai gaya media yang digunakan untuk mengekspresikan masing-masing. Hal yang pasti, karya-karyanya ada yang berbentuk dua dimensi seperti lukisan tetapi ada juga yang tiga dimensi semisal patung dan diorama.

Leck Budi sendiri memberikan apresiasinya atas kegiatan yang diadakan Rayz UMM Hotel. Sebab, selama ini jarang ditemukan galeri di Malang. Oleh karena itu, art space milik Rayz UMM Hotel dapat menjadi tempat apresiasi seniman di Malang Raya.

Gatot Pujiarto termasuk salah satu seniman Malang yang turut memamerkan karyanya di pameran tersebut. Karyanya yang berjudul Red World disajikan dalam bentuk lukisan berwarna dasar merah. Kemudian ditambahi sejumlah kain perca sehingga terlihat ada beragam warna yang timbul dari lukisan berukuran 200 cm x 150 cm tersebut.

Menurut Gatot, pesan yang tertuang dalam lukisannya sebenarnya berhubungan dengan masalah lingkungan. Pesan tersebut diambil karena akhir-akhir ini dia tertarik dengan tema lingkungan.

Menurut dia, kemajuan ilmu dan teknologi nyatanya telah membawa perusakan atau limbah bagi lingkungan. Hal ini tak terkecuali penggunaan ponsel di masyarakat terutama anak-anak.

"Jadi dunia merah itu maksudnya tidak aman, ada dampak dari hal tersebut," kata pria yang pernah mengikuti pameran lukisan di Italia, Singapura, Hongkong, dan Shanghai tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement