Selasa 07 Feb 2023 13:31 WIB

Ratusan Peserta Training Center Vokasi UMM Bakal Bekerja di Jepang

Angka pengangguran dan kemiskinan dapat lebih ditekan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lebih dari 112 peserta Training Center (TC) Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diberangkatkan dan akan bekerja di sederet bidang di Jepang. Prosesi pemberangkatannya dilaksanakan di UMM, Senin (6/2/2023).

Para peserta sebelumnya telah melewati proses persiapan, baik dari segi bahasa maupun mematangkan keahlian. Hal ini penting apalagi para peserta TC harus hidup di asrama selama 24 jam sehari untuk mengikuti persiapan intensif.

Menariknya, mereka bahkan mampu lulus dalam waktu enam bulan walaupun targetnya selama 12 bulan. Adapun periode ini mengisi slot 29 perusahaan yang berlokasi di 17 prefektur Jepang.

Vokasi UMM dan tim TC juga menargetkan semua prefektur bisa ditempati sebagai wadah berkarya para peserta di tahun mendatang. Rinciannya, yakni sebanyak 47 prefektur atau provinsi yang ada di Jepang.

Rektor UMM, Fauzan menegaskan, program tersebut merupakan tekad UMM untuk berkontribusi atas persoalan yang ada. "Khususnya dalam persoalan ketenagakerjaan," kata Fauzan.

Menurut dia, peserta TC ini bukan hanya dari UMM tetapi juga ada dari perguruan tinggi lain. Ada yang dari Jakarta, Jawa Tengah, dan lainnya. Hal ini menjadi bukti bahwa UMM berkontribusi bukan hanya untuk UMM saja tetapi juga untuk memajukan bangsa Indonesia.

Fauzan juga menegaskan, dalam menangani masalah masyarakat, tentu pihaknya menggunakan pendekatan pendidikan. Ada dua cara yang dijalankan yakni jalur reguler yang berdasarkan studi di kampus. Kemudian ada pula jalur training yang bisa menyasar pihak-pihak membutuhkan.

UMM pada dasarnya ingin menyasar mereka yang putus sekolah atau menganggur. Lalu mengajak mereka untuk ikut dalam training yang tersedia di puluhan Center of Excellence CoE. Dengan begitu, angka pengangguran dan kemiskinan dapat lebih ditekan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim), Wahid Wahyudi, turut memberikan kuliah tamu kepada para peserta yang akan berangkat. Menurutnya, Indonesia akan menghadapi sederet tantangan dunia yang mau tidak mau harus dikalahkan.

Terutama di era yang menuntut masyarakat untuk berinovasi seiring berkembangnya zaman. Begitu juga dengan era globalisasi yang menuntut standar kerja berskala global.

Lalu diiringi media sosial yang membuat siapapun harus peka akan keadaan masyarakat. "Tantangan lainnya adalah era gig economy yang di dalamnya anak-anak milenial akan menjadi pekerja temporer,” jelasnya.

Namun ia mengapresiasi UMM, khususnya tim Vokasi yang sangat bagus untuk menyiapkan SDM unggul sebagai modal kemajuan bangsa melalui beragam program. Ia juga ingin agar anak-anak muda dapat mengembangkan potensi dan kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi perkembangan teknologi digital.

President Director PT OS Selnajaya Jakarta, Satoshi Miyajima, mengapresiasi kerja sama yang dibangun bersama UMM. Sekalipun berada di situasi pandemi pada 2019-2020 lalu, Kampus Putih tidak pernah berhenti untuk berupaya menyiapkan dan mengirimkan tenaga kerja ke negeri sakura.

Satoshi juga berpesan kepada peserta yang berangkat untuk bekerja dengan baik dan tekun. Hal ini penting mengingat budaya Jepang yang dikenal sangat disiplin dan tepat waktu. Kemudian juga memiliki sikap cepat belajar yang tentunya akan memudahkan mereka hidup di sana.

“Kalian adalah perwakilan Indonesia, UMM, dan juga OS Selnajaya. Maka, ketika saudara-saudara bekerja dengan baik, image serta kesan tenaga kerja Indonesia juga akan dinilai bagus,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement