Rabu 08 Feb 2023 14:07 WIB

Tim Pengabdian Masyarakat UMP Sosialisasi PHBS Pasca Bencana Cianjur

Manfaat PHBS yakni setiap orang dapat menjaga kesehatannya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Warga beraktivitas di depan tempat darurat untuk hunian di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga beraktivitas di depan tempat darurat untuk hunian di Kampung Surupan, Desa Sukawangi, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) mengadakan sosialisasi pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pasca bencana gempa bumi di Cianjur, Ahad (5/2/23) lalu. Sosialisasi ini dilakukan Rektor UMP sekaligus Ketua Pengabdian Masyarakat Assoc Prof Jebul Suroso bersama tim yakni Ns Endiyono, dan Ns M Hanif Prasetya Adhi.

“Pasca bencana sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak pada kesehatan korban atau pengungsi terhadap penyakit yang akan menyerang kelompok rentan di area pengungsian. Maka itu, PHBS merupakan salah satu perilaku yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatannya berdasarkan kesadaran,” kata Jebul Suroso di tengah warga pengungsi di Cianjur.

Lebih lanjut ia mengatakan, selain PHBS, cara lain untuk mencegah penyakit dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat dengan cara olahraga teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan gaya hidup yang positif.

Anggota tim pengabdian masyarakat, Ns Endiyono mengatakan, situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, dan lanjut usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi. Akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan menjadi semakin berkurang.

“Bahkan tidak jarang air bersih sangat langka, akibat terbatasnya persediaan dan banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Solusi pada kondisi demikian bisa dilakukan dengan cara PHBS atau Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,” jelasnya.

Menurut dia, manfaat melakukan PHBS yakni setiap orang dapat menjaga kesehatannya. Masyarakat mampu mengupayakan agar lingkungan tetap sehat, dan masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

“Selain itu anak dapat terlindungi dari kekerasan dan stres, karena setiap ada masalah dapat diatasi segera dan pemilahan antara pasien rentan dan pasien umum,” ungkap dia.

Sementara itu, anggota tim pengabdian lain, Ns M Hanif Prasetya Adhi menjelaskan, yang harus dilakukan keluarga dalam kedaruratan yakni terus memberikan asi kepada bayi, biasakan cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih, dan buang air besar atau kecil di jamban, dan buang sampah di tempat sampah.

“Jangan lupa memanfaatkan pelayanan kesehatan, melindungi anak, makan makanan bergizi, tidak merokok di pengungsian, mengelola stres, dan bermain sambil belajar,” jelasnya.

Mahasiswa KKN UMP Dimas Dwi Saputra juga menyampaikan mengapa harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Karena kuman penyakit sangat mudah ditularkan melalui tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.

“Tangan kadang terlihat bersih secara kasat mata namun tetap mengandung kuman. Sabun dapat membersihkan kotoran dan merontokkan kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement