Jumat 10 Feb 2023 04:21 WIB

Kendalikan Harga, Pemkot Yogyakarta Gelar Operasi Pasar Beras

Setidaknya, digelontorkan beras sebanyak tiga ton dalam operasi beras tersebut.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Operasi pasar beras (ilustrasi)
Foto: Republika/Dedy Darmawan Nasution
Operasi pasar beras (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menggelar operasi pasar beras bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik itu tingkat Kota Yogyakarta maupun DIY, dan Bank Indonesia (BI) DIY. Kegiatan tersebut juga disinergikan dengan ajakan pembayaran digital menggunakan QRIS.

"Kita melakukan berbagai hal untuk untuk menekan inflasi di Kota Yogyakarta. Salah satunya dengan mengadakan operasi pasar ini," kata Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Sumadi dalam Operasi Pasar Siap QRIS di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (9/2).

Operasi pasar ini diharapkan dapat mengendalikan harga besar dan menurunkan inflasi di Kota Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, beras medium kemasan lima kilogram dijual dengan harga Rp 47.250.

Setidaknya, digelontorkan beras sebanyak tiga ton dalam operasi beras tersebut. Tiga ton beras itu dibagi di tiga pasar pantauan inflasi di Kota Yogyakarta yakni Pasar Beringharjo, Pasar Kranggan, dan Pasar Prawirotaman.

Menurut Sumadi, DIY khususnya Kota Yogyakarta menjadi barometer untuk pengendalian inflasi. Untuk itu, setiap ada kenaikan harga di beberapa komoditas pangan, akan selalu terpantau.

"Terutama komoditas pokok seperti beras, bagaimana produksi dan distribusinya harus kita kendalikan," jelas Sumadi.

Sumadi juga mendukung kegiatan operasi pasar tersebut yang diiringi dengan edukasi pembayaran digital menggunakan QRIS. Pembayaran dengan QRIS, katanya, memberikan kemudahan, efisiensi waktu, lebih higienis, dan mencegah transaksi uang palsu.

Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan mengatakan, inflasi hingga Januari 2023 di DIY mulai melandai yakni di angka 6,05 persen (yoy). Ia menjelaskan, puncak inflasi di DIY terjadi pada Desember 2022 di angka 6,49 persen yoy.

"Kami mengamati di bulan Januari dan Februari ini, beras memberikan dampak terhadap inflasi di DIY. Beras memberikan porsi yang cukup besar dalam inflasi," kata Budi.

Namun, lanjutnya, angka inflasi di DIY masih lebih tinggi dibandingkan nasional yakni pada angka 5,22 persen yoy. Untuk itu, perlu dilakukan operasi pasar beras dalam rangka menurunkan inflasi ini.

"Untuk itu, kita lakukan kegiatan operasi pasar. Targetnya karena beras ini menjadi penyumbang terbesar, kita harap bisa meredam kenaikan inflasi khususnya di bulan Februari," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement